MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN
TEKS AKADEMIK

DISUSUN
OLEH :
AYU
DELLA 05021281621091
CYNTHIA
MANDA SARI 05021281621047
SUCI
SEPRIYANTI 05021381621076
YANDI
ARYANSAH 05021281621084
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyusun makalah Bahasa Indonesia.
Makalah ini disusun untuk
mengetahui perbedaan teks akademik dan non akademik.
Pada kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dan
mendukung Saya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini . Terutama kepada dosen yang telah membimbing dan memberi arahan
kepada kami.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih minim dan masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, kami senantiasa
mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di
masa yang akan datang .
Universitas Sriwijaya, 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Teks akademik atau teks
ilmiah dapat berwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku,
proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan
artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan
genre makro yang masing-masing di
dalamnya terkandung campuran dari beberapa genre
mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.
Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara
keseluruhan, dan genre mikro adalah subgenresubgenre yang lebih kecil yang
terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut. Beragam genre
mikro itu telah Anda pelajari di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Bab
ini mengajak Anda untuk mengeksplorasi bagaimana berbagai jenis teks akademik berproses
di lingkungan akademik dan mengapa Anda memerlukan teks-teks tersebut untuk
mengekspresikan diri. Untuk mencapai hal itu, Anda diharapkan: (1) menelusuri
kaidah-kaidah dan ciri-ciri teks akademik dalam genre makro untuk menguak
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan; (2)
menanya alasan mengapa diperlukan teks akademik dalam genre makro; (3) menggali
teks akademik dalam genre makro; (4) membangun argumen tentang teks akademik
dalam genre makro; (5) menyajikan teks akademik dalam genre makro; (6) membuat
rangkuman tentang hakikat dan pentingnya teks akademik dalam genre makro; (7)
membuat proyek belajar.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bahwa teks
akademik seharusnya tidak mengandung kalimat minor, kalimat takgramatikal, dan
teks akademik biasanya mengambil genre faktual bukan fiksional.
BAB II
DASAR TEORI
Teks akademik atau yang juga sering
disebut teks ilmiah berbeda dengan teks nonakademik atau teks nonilmiah. Teks
akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk
membedakan keduanya, Anda harus menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami
ciri-ciri teks akademik, Anda akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut
memang penting bagi kehidupan akademik Anda. Terbukti bahwa dalam menjalani
kehidupan akademik, Anda harus membaca dan mencipta teks akademik.
Perbedaan
antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara memadai
dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang
berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain
sederhana, padat, objektif, dan logis (Lihat misalnya
Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi, selama
ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan
penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat,
objektif, dan logis itu (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri
tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori
tertentu. Anda, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu secara
akademik berdasarkan argumen yang kuat. Pengeksplorasian
ciri-ciri keilmiahan pada teks akademik menjadi penting karena teks akademik merupakan dimensi tersendiri apabila
dibandingkan dengan jenis-jenis teks yang lain
(Bazerman, 1998:15-27), dan teks akademik cenderung membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk memahamkan isinya kepada
target pembaca (Martin & Veel, Eds., 1998:31).
Kalimat minor adalah
kalimat yang tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan salah satu dari unsur
pengisi subjek atau finit/predikator. Akibatnya, kalimat tersebut dapat dianalisis
dari sudut pandang leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut
jenis dan fungsinya. Keberadaan kalimat minor pada teks akademik tidak saja menyebabkan
tidak dapat diidentifikasinya unsur-unsur leksikogramatika secara ideasional
dan interpersonal, tetapi juga menyebabkan terhentinya arus informasi secara tekstual.
Secara ideasional, karena transitivitas pada kalimat minor tidak dapat
dikenali, makna yang bersifat eksperiensial yang melibatkan partisipan, proses,
dan sirkumstansi pada kalimat tersebut tidak dapat diungkapkan. Selain itu,
karena hubungan interdependensi pada kalimat minor tidak dapat diidentifikasi,
makna logikosemantik pada kalimat tersebut juga tidak dapat diungkapkan. Dari
sini, dapat digarisbawahi bahwa secara ideasional derajat keilmiahan teks
akademik yang mengandung kalimat minor berkurang. Secara interpersonal, karena
kalimat minor tidak dapat digolongkan ke dalam kalimat indikatif-dekalaratif/interogatif atau imperatif, kalimat tersebut tidak mengungkapkan fungsinya
sebagai proposisi-memberi atau proposal-meminta. Padahal, informasi pada teks akademik perlu disampaikan melalui
penggunaan kalimat indikatifdeklaratif yang mengemban fungsi sebagai proposisi-memberi. Dari sini, dapat digarisbawahi bahwa secara
interpersonal teks akademik yang mengandung kalimat minor tampak sebagai teks
lisan, dan karenanya, menunjukkan ciri nonakademik.
Demikian pula, secara
tekstual, paragraf yang mengandung kalimat minor tidak kohesif secara tematis.
Selain pola tema-rema pada kalimat minor tidak dapat diidentifikasi,
pola hiper-tema dan hiper-rema pada paragraf
yang mengandung kalimat tersebut juga tidak dapat ditentukan. Secara keseluruhan,
informasi pada paragraf tersebut tidak dapat mengalir menuju atau dari kalimat minor
tersebut. Dari sini dapat ditegaskan bahwa kalimat minor mengganggu tematisasi
baik di tingkat kalimat maupun paragraf (wacana), dan karenanya secara tekstual,
derajat keilmiahan teks akademik yang
mengandung kalimat minor berkurang. Dengan menganalogikan istilah
“nonkalimat” untuk menyebut “kalimat tidak lengkap” yang masih sering
dijumpai pada teks akademik dalam bahasa Indonesia (Lumintaintang, 1983), kalimat minor dapat dikatakan sebagai
“nonkalimat”; dan karena teks akademik masih mengandung banyak
kalimat minor, teks tersebut menunjukkan ciri ragam bahasa nonbaku (baca:
nonilmiah). menunjukkan ciri ragam bahasa nonbaku (baca: nonilmiah).
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya terdiri atas 1 unsur/pola kalimat.
Contohnya
yaitu ;
1. Selamat
pagi!
2. Besok.
3. Sekarang.
4. Minggu
depan.
5. Bu
maya
6. Astagfirullah
7. Wah
8. Kepada
pak ramli
9. Apa?
10. Nggak
Kalimat takgramatikal
adalah kalimat yang secara gramatikal mengandung kekurangan atau kelebihan
unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal seperti nomina (yang berfungsi sebagai subjek) dan verba (yang berfungsi sebagai finit/predikator), atau kata-kata struktural, seperti konjungsi dan preposisi. Teks
akademik yang mengandung kalimat takgramatikal, baik yang berkekurangan maupun
yang berkelebihan unsur tertentu, adalah teks yang menunjukkan ciri bahasa
takbaku. Oleh karena itu, derajat keilmiahan teks tersebut berkurang. Secara
tekstual, ketakgramatikalan pada teks akademik menunjukkan ciri ketidakilmiahan
atau ciri lisan. Selain sulit ditabulasikan ke dalam stuktur kalimat,
ketakgramatikalan juga mengganggu pemahaman pembaca, yang pada akhirnya juga
mengurangi tingkat keterbacaan teks tersebut. Kalimat Gramatikal
adalah makna yang berubah ubah sesuai dengan konteks pemakainya. Kata ini sudah
mengalami proses gramatikalisasi baik pengimbuhan, pengulangan, ataupun
pemajemukan.
Contohnya
yaitu :
Berlari = melakukan aktivitas
Bersedih
= dalam keadaan
Bertiga
= kumpulan
Berpegangan
= saling
Contoh
kalimat gramatikal yaitu :
1. Manda saat ini sedang melakukan aktivitas berlari dihalaman belakang rumah.
2. Arya menghadapi masalah dalam keadaan bersedih.
1. Manda saat ini sedang melakukan aktivitas berlari dihalaman belakang rumah.
2. Arya menghadapi masalah dalam keadaan bersedih.
Sebagian besar teks
akademik yang dikutip sebagai tugas pada poin-poin di atas adalah artikel
ilmiah. Teks akademik yang demikian itu tergolong ke dalam genre faktual, bukan
genre fiksional. Teks-teks tersebut dikatakan faktual, karena teks-teks
tersebut ditulis berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau
khayalan (Martin, 1985b; Martin, 1992:562-563). Dilihat dari segi genre makro
dan genre mikro, teks-teks akademik yang dijadikan tugas tersebut dapat
digolongkan ke dalam genre makro artikel ilmiah atau artikel jurnal. Sebagai
artikel ilmiah, teks-teks tersebut mengandung beberapa genre mikro sekaligus,
antara lain deskripsi, eksplanasi, prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat
kecenderungan bahwa setiap subbab atau setiap tahap dalam struktur teks pada
artikel mengandung genre mikro yang berbeda, sesuai dengan karakteristik
subbab-subbab tersebut.
Contohnya yaitu :
Tujuan utama pembentukan Konstitusi Australia sebenarnya diawali
oleh munculnya berbagai harapan dan keinginan untuk melindungi dan memajukan
kepentingan bersama dari masing-masing koloni Australia. ... Bersamaan dengan
itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyumbang kepada keinginan yang
mengarah kepada diperlukannya suatu kesatuan di antara pemerintahan pemerintahan
koloni tersebut.
Faktor pertama adalah melindungi perekonomian Australia melalui
kebijakan pengetatan keuangan. Dalam hal ini, Pemerintah Federal ternyata mampu
mengatur sebuah kebijakan keuangan yang seragam, termasuk mendirikan sebuah
Bank Persemakmuran (Commonwealth Bank). Faktor kedua adalah masalah
pertahanan. Pemerintahan-pemerintahan koloni mengkhawatirkan adanya
kekuatan-kekuatan besar yang akan mengancam keamanan Australia dengan membentuk
koloni-koloni yang berdekatan dengan wilayahnya. Dalam berbagai waktu,
negara-negara besar, seperti Jerman, Rusia, Perancis, dan Jepang, telah
memperlihatkan kecenderungan tersebut dengan mendirikan kolonikoloni di
pulau-pulau yang berdekatan dengan Australia. Faktor selanjutnya adalah masalah
pembatasan imigrasi. Terdapat tuntutan mengenai perlunya satu kebijakan
imigrasi yang dapat melindungi kaum buruh Australia. Soal ini dimulai dengan
kebijakan Australia Putih (white Australia policy) berdasarkan UU
Imigrasi 1901. Faktor yang terakhir berkaitan dengan masalah nasionalisme.
Ketika itu muncul perasaan bahwa rakyat Australia perlu membangun jati diri
mereka sendiri dan harus bangga terhadap jati diri mereka.
Dengan demikian, tujuan perumusan konstitusi yang terutama untuk
membentuk suatu pemerintahan yang bersifat nasional, dan pada saat yang
bersamaan melindungi kepentingan-kepentingan koloni masing-masing, dan
sedapatdapatnya, melestarikan basis kekuasaan mereka di koloni-koloni tersebut.
(Diolah dan ditulis ulang dari Sistem Politik Australia, Hamid, 1999:
2-3).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Teks akademik seharusnya tidak
mengandung kalimat minor, teks akademik seharusnya tidak mengandung kalimat
takgramatikal, dan teks akademik biasanya mengambil genre faktual, seperti
deskripsi, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi, bukan genre fiksional.
3.2
Saran
Dalam teks akademik haruslah lebih
memperhatikan struktur kalimat yang sesuai dengan fakta, karena teks akademik
biasanya bersifat ilmiah. Sebagai mahasiswa kita harus memahami teks akademik
karena tanpa disadari teks akademik selalu kita gunakan.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan
.................................................................................. 1
BAB 2 DASAR TEORI ......................................................................... 2
BAB 3 PENUTUP.................................................................................. 5
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 5
3.2 Saran .................................................................................... 5
Komentar
Posting Komentar