MAKALAH SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS
DIGITASI PETA
SUMATERA SELATAN
Cynthia
Manda Sari
05021281621047
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2017
MAKALAH SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS
DIGITASI PETA
SUMATERA SELATAN
Cynthia
Manda Sari
05021281621047
Sebagai
Salah satu syarat lulus dalam Praktikum Sistem Informasi Geografis
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2017
MAKALAH SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS
DIGITASI PETA
SUMATERA SELATAN
Cynthia
Manda Sari
05021281621047
Telah
diterima sebagai syarat
lulus
dalam Praktikum Sistem Informasi Geografis
Indralaya,
November 2017
Koordinator
Praktikum
Dr.
Ir. Edward Saleh, M.S
NIP.
196208011988031002
Asisten
I Assiten II
Veronica Rati Panjaitan
Debby Kurniawan
NIM. 05021281520094 NIM.
05021181520026
Assiten
III
Rahmat
Haidy
NIM.
05021281520094
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
Saya dapat menyusun Makalah Ilmu Ukur Wilayah mengenai Sistem Informasi
Geografis.
Pada kesempatan ini Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu dan
mendukung Saya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Terutama kepada asisten
praktikum yang telah membimbing dan
memberi arahan kepada Saya.
Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih minim dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
senantiasa mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
Saya di masa yang akan datang.
Indralaya, November 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB
1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2.Tujuan................................................................................................ 1
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 2
2.1. Sistem Informasi.............................................................................. 2
2.2. Quantum QIS................................................................................... 3
2.3. Peta .................................................................................................. 4
2.4. Digitasi ............................................................................................
2.4.1. Digitasi Garis ...............................................................................
2.4.2. Digitasi Simbol ............................................................................
2.4.3. Digitasi Poligon.............................................................................
2.4.4. Peta Komposer .............................................................................
BAB
3 METODELOGI ....................................................................... 5
3.1. Waktu dan Tempat ..........................................................................
3.2. Cara Kerja .......................................................................................
3.2.1. Digitasi Garis ...............................................................................
3.2.2. Digitasi Simbol ............................................................................
3.2.3. Digitasi Poligon ...........................................................................
3.2.4. Digitasi Peta Komposer ...............................................................
BAB
4 PEMBAHASAN ....................................................................... 5
4.1. Hasil ................................................................................................ 5
4.1.1. Digitasi Garis ...............................................................................
4.1.2. Digitasi Simbol ............................................................................
4.1.3. Digitasi Poligon ...........................................................................
4.1.4. Digitasi Semua Peta .....................................................................
4.1.5. Digitasi Peta Komposer ...............................................................
BAB
5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 11
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 11
5.2. Saran................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................... 12
LAMPIRAN
.........................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Sistem
Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru,
saat ini telah mampu menyelesaikan masalah routing, baik untuk masalah
pencarian rute terpendek (shortest path), maupun masalah TSP (travelling
salesman problem). Pencarian rute terpendek merupakan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, berbagai kalangan menemui masalah yang sama dalam pencarian rute
terpendek (shortest path) dengan variasi yang berbeda, dimana untuk penentuan
rute terpendek diperlukan ketepatan dalam penentuan jalur terpendek antar suatu
titik atau lokasi yang di inginkan. Hasil penentuan jalur terpendek nantinya
akan menjadi pertimbangan dalam menunjukkan jalur yang ditempuh oleh masyarakat
dengan bantuan sistem informasi geografis.
Penyebaran informasi geografis ini dapat berupa data spasial (wilayah)
maupun data non spasial berupa informasi yang berhubungan dengan keberadaan
wilayah. Daerah perkebunan di Indonesia tersebar luas dan hampir seluruh
wilayah merupakan pertanian. Dalam memetakan, persiapan lahan, dan pengelolaan
lahan perkebunan dan pertanian perlu dilakukan dengan sebaik mungkin. Oleh
karena itu kita harus menyiapkan baik-baik untuk menghadapinya. Salah satunya
dengan menggunakan GIS.
Istilah ini
digunakan karena GIS dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’.
Object ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa
berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada
suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu
objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis
digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan Makalah Sistem Informasi
Geografis adalah untuk lebih mendalami pengertian SIG dan pengaplikasiannya.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Geografis
Sistem
Informasi Geografis atau disingkat SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, mentransformasi,
memanipulasi, dan menganalisis data-data geografis (Yousman, 2004:1).
Data
geografis yang dimaksud disini adalah data spasial yang ciri-cirinya adalah: Memiliki
geometric properties seperti koordinat dan lokasi, Terkait dengan aspek ruang
seperti persil, kota, kawasan pembangunan, Berhubungan dengan semua fenomena
yang terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala atau objek, Dipakai
untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis, pemantauan ataupun
pengelolaan. Kebanyakan SIG menggunakan konsep “lapis” (layer). Setiap lapisan
mewakili satu fitur geografi dalam area yang sama dan selanjutnya semua lapisan
bisa saling ditumpuk untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Setiap lapisan
dapat dibayangkan seperti plastik transparan yang mengandung hanya gambar
tertentu. Pemakai bisa memilih transparan-transparan yang dikehendaki dan
kemudian saling ditumpangkan sehingga akan diperoleh gambar yang merupakan
gabungan dari sejumlah transparan (Kadir, 2003:134).
Salah satu perangkat
lunak Sistem Informasi Geografis adalah ArcView. Dengan ArcView, pengguna dapat
memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore,
menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data
secara geografis, dan sebagainya (Prahasta, 2009:1). Dan, untuk mengoptimalkan
(mengotomasikan, meng-customize-kan), mensistematikkan, me-reuse-kan, dan
sebagainya) (Prahasta, 2004:1).
2.2. Quantum GIS
Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah
aplikasi Geographical Information System (GIS) sumber terbuka
dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk
Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan paket aplikasi
komersil terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan
oleh pengguna GISs pada umumnya. Menggunakan plugins dan fitur
inti (core features) dimungkinkan untuk menvisualisasi (meragakan)
pemetaan (maps) untuk kemudian diedit dan dicetak sebagai sebuah peta yang
lengkap. Penguna dapat menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit
dan dikelola sesuai dengan apa yang diinginkan. (Budianto,2010).
Konversi ke format internal khusus tidak diperlukan untuk
melihat (viewing) maupun menggabungan (overlaying) data yang
berasal dari format-format lain yang berbeda. Quantum GIS mendukung banyak tipe
format termasuk yang banyak digunakan dan didukung oleh pustaka OGR
library, digital elevation models, landsat imagery dan aerial photography. (Budianto,2010).
Quantum
GIS mendukung penggunaan "GPS tools" untuk menggunggah (upload)
atau mengunduh (download) data langsung ke unit GPS. Pengguna juga dapat
mengkonversi format-format GPS ke format GPX atau melakukan import dan export
terhadap data format GPX yang ada. (Budianto,2010).
2.3. Peta
Peta merupakan suatu gambaran yang ada dari permukaan bumi ini yang
digambarkan di bidang datar dalam proyeksi tertentu. Peta disajikan dengan cara
yang bermacam-macam. Ada peta konvesional hingga peta yang dapat tampil di
sistem proyeksi. Secara umum peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang
digambarkan dengan bidang datar serta diperkecil pada skala tertentu. Sebenarnya
peta yang ada merupakan gambaran dari dua dimensi dan tiga dimensi dari suatu
ruang tiga dimensi juga. Ilmu yang mempelajari tentang pta disebut dengan
kartografi.(A.Sidharta,2006)
Kegunaan peta sendiri juga sangat beragam sebenarnya. Mulai dari
penggambaran yang ada pada suatu muka bumi sehingga kita lebih muda untuk
mempelajarinya. Peta juga digunakan sebagai refrensi untuk mengetahui suatu
letak atau wilayah yang tertentu. Biasanya peta juga dijadikan sebagai refrensi
pada ilmu geologi. Dalam proses pengumpulan data pada peta tentu saja kita
harus melakukan pengukuran langsung pada lapangan yang dituju dengan alat yang
sederhana seperti tali ukur atau kompas, bahkan alat optik lainnya.(Aulia,2012)
2.4. Digitasi
Digitasi adalah suatu
proses mengkonversi data analog menjadi data digital dimana dapat ditambahkan
atribut yang berisikan informasi dari objek yang dimaksud. Pada saat ini proses
digitasi biasanya dilakukan dengan menggunakan komputer atau sering disebut
Digitasi on Screen dimana komputer tesebut dilengkapi dengan software pemetaan
seperti ArcGIS, ArcView atau yang lainnya.Proses digitasi akan menghasilkan
suatu file dengan format Shapefile (.Shp) yaitu
format data vektor yang digunakan untuk menyimpan lokasi , bentuk, dan
atribut dari fitur geografis. Format data Shp disimpan dalam satu set file
terkait dan berisi dalam satu kelas fitur. (Nuryadin,2005)
Format data ini berisikan
tentang data referensi geografis yang didefinisikan sebagai objek tunggal
seperti jalan, sungai, landamark, dll.Digitasi peta dilakukan melalui beberapa
proses: data raster (gambar peta dasar) yaitu menambah data gambar ke dalam
Arcview, File > Add Data di toolbar menu, kemudian memilih gambar yang akan
di digitasi. Meregistrasi data raster yaitu dilakukan setelah peta tampil,
tujuannya untuk memberikan skala yang benar pada citra dengan jalan memberikan
koordinat bumi kepada citra. Membuat shapefile (file .shp) yaitu dengan mengidentifikasi
terlebih dahulu objek-objek yang akan didigitasi. Setelah objek
teridentifikasi, buatlah shapefile untuk masing-masing kategori objek. . (Nuryadin,2005)
Data atribut memberikan
gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau coverage
SIG. Data atribut dapat disimpan dalam format angka maupun karakter. Pada
Sistem Informasi Geografis di ArcView, data atribut dihubungkan dengan data
spasial melalui identifier atau sering
disingkat ID yang terkait di fitur. Data vektor merupakan bentuk bumi yang
direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh
garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes
merupakan titik perpotongan antara dua buah garis. . (Nuryadin,2005)
Pada dasarnya untuk mengubah sebuah peta
“kertas” menjadi peta digital ada dua metode yang digunakan, Digitasi langsung
dan digitasi tidak langsung. Digitasi peta secara langsung berarti melakukan
proses digitasi atau proses penggambaran ulang secara langsung di atas peta kertas.
Digitasi langsung dilakukan dengan
menggunakan alat digitizer. Pada proses digitasi ini, gambar dari peta garis
analog (di atas media kertas) dipindahkan ke media perekam disket dalam format
digital. Digitasi peta secara tidak langsung merupakan proses penggambaran
ulang dari peta garis/analog menjadi peta digital dengan bantuan alat pemindai
(scanner).. (Nuryadin,2005)
2.4.1. Digitasi Garis
Tipe Line adalah jenis layer berupa garis
digunakan untuk membuat Jalan dan lainnya. Line merepresentasikan objek yang
memiliki dimensi panjang. Vektor line ini terdiri dari lebih dari satu
koordinat dalam bentuk node yang saling terhubung. Contoh penggunaannya adalah
apabila ingin merepresentasikan sungai, jalan, jalur migrasi dan sebagainya.(Kadir,2003)
2.4.2.
Digitasi Simbol
Tipe Point adalah jenis layer berupa titik
digunakan untuk membuat Point of Interest. Point biasanya merepresentasikan
lokasi objek yang relatif tidak memiliki panjang atau luas secara signifikan.
Contohnya untuk menunjukkan lokasi bagunan yang tidak diperhitungkan luasnya
dalam peta dan hanya memiliki satu koordinat saja. (Kadir,2003)
2.4.3.
Digitasi Poligon
Tipe Polygon adalah jenis layer berupa
area/ luasan digunakan untuk membuat Batas Administrasi, Landcover, Bangunan,
dan lainnya. Poligon biasanya digunakan apabila ingin merepresentasikan area
yang memiliki luas dan panjang keliling. Poligon juga terdiri dari banyak
koordinat dalam node tetapi berbeda dari line, vektor poligon tidak memiliki
ujung. Istilah node juga sering disebut vertex. (Kadir,2003)
2.4.4. Peta Komposer
QGIS memiliki alat yang
ampuh yang disebut Print Composer dimana memperbolehkan anda untuk meletakkan
layer-layer GIS dan membungkusnya untuk membuat peta-peta. Composer Manager
adalah fitur yang disediakan oleh QGIS yang digunakan untuk mencetak peta yang
telah dibuat sebelumya. (Kadir,2003)
BAB 3
METODELOGI
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum kali ini
dilaksanakan pada setiap hari Rabu, mulai dari tanggal 10 Oktober
2017 sampai dengan tanggal 10 November 2017 pada pukul 10:00 s/d 11:40 dan dilaksanakan di Ruang Kelas Zona C (RKC)
1103 Faukltas Pertanian, Universitas Sriwijaya Indralaya
3.2. Cara Kerja
3.2.1. Cara Kerja Digitasi Garis
1.
Klik layer pada
toolbars
2.
Kemudian pada
layer dapat kita pilih buat lapisan
3.
Kemudian klik
new shapefile layer atau bisa juga dengan menggunakan rumus Ctrl+Shift+N
4.
Setelah itu akan
muncul layar shapefile layer, kemudian
pada layer tersebut akan muncul titik,garis dan poligon.
5.
Pada digitasi
ini kita akan membuat digitasi garis jadi data yang kita oilih adalah digitasi
garis.
6.
Setelah memilih
digitasi garis buat nama pada bagian nama.
7.
Kemudian kita
klik add to fields list,setelah itu akan muncul id lalu klik OK kemudian buat
nama pada folder garis tersebut.
8.
Setelah proses
itu selesai untuk membuat digitasi garis tersebut kita dapat mengklik tools
toggle untuk mengedit.
9.
Lalu setelah itu
klik lagi pada tools tambahkan fitur digitasi garis setelah itu pendigitsian
pada garis dapat berjalan.
3.2.2. Cara Kerja Digitasi Simbol
1.
Langkah pertama
sama seperti pada digitasi garis yang harus dilakukan pertama yaitu klik layer
pada layar toolbar.
2.
Kemudian klik
pada layer buat lapisan dan pilih New Shapefile Layers atau Ctrl+Shift+N.
3.
Maka akan muncul
layar yang sama pada layer digitasi garis namun untuk membuat simbol kita pilih
point pada pilihan agar yang tampak pada layer nanti diigitasi simbol.
4.
Setelah itu buat
nama kemudian add to fields list kemudian klik OK dan buat nama lagi pada
folder untuk penamaan digitasi simbol.
5.
Lalu klik
toggle untuk mengedit dan tambahkan
fitur digitasi simbol.
3.2.3. Cara Kerja Digitasi Poligon
1.
Klik layer pada
toolbar QGIS
2.
Kemudian klik
buat lapisan pada menu layer
3.
Setelah itu klik
kembali New shapefile layer atau juga bisa dengan cara cepat Ctrl+Shift+N.
4.
Kemudian akan
tampil layar tampilan seperti pada digitasi simbol dan digitasi garis, namun
disini kita pilih poligon karena kita akan mendigitasi poligon.
5.
Sama seprti pada
digitasi seblumnya kita buat nama file dibagian nama.
6.
Lalu klik add to
fields list kamudian klik OK dan buat nama pada folder untuk digitasi poligon.
7.
Setelah itu klik
toggle untuk mengedit layer kemmudian klik tambahkan fitur dan yang kita
gunakan adalah fitur pada digitasi poligon maka kita pilih digitasi poligon.
8.
Lakulan
pendigitasian pada peta yang akan dibuat.
3.2.4. Cara Kerja Peta Komposer
1.
Untuk membuat
peta komposer yang pertama kita lakukan adalah klik project pada menu layar
toolbar.
2.
Kemudian kita
pilih New Print Composer atau juga bisa dengan langsung mengetik Ctrl+P.
3.
Setelah itu akan
muncul judul komposer,kemudian kita tulis nama bagian peta yang akan kita buat.
4.
Kemudian untuk
menampilkan peta yang akan kita komposerkan adalah dengan mengklik layout pada
menu toolbar,namun sebelum itu kita harus kembali pada tab sebelumnya karena
untuk menzoomkan bagian mana yang akan kita komposerkan.
5.
Setelah kita
memilih layout kemudian kita pilih lagi add map untuk menampilkan peta
terssebut lalu kita tarik pada layar agar petanya tampil dilayar komposer.
6.
Setelah itu kita
klik grid pada properti item kemudian akan muncul tampilan untuk membuat grid.
7.
Kemudian kita
klik tanda plus yang ada pada menu tersebut maka akan muncul draw grid.
8.
Kemudian pada
draw grid tersebut kita dapat mengatur semua dengan yang kita inginkan.
9.
Kemudian setelah
membuat peta kita dapat membuat peta lagi untuk menunjukkan bagian wilayah yang
akan kita tunjukkan.
10. Pertama klik kembali add map pada menu layout
kemudian tarik pada layar,untuk memunculkan bagian yang kita tunjukkan klik
overviews lalu klik tanda plus setelah itu akan muncul draw overviews.
11. Lalu kita dapat meengaturnya sendiri sesuai dengan
keinginan kita.
12. Untuk pembuatan skala kita dapat mengklik add
scalebar,kemudian kita dapat menariknya pada layar untuk menampilkan skala.
13. Setelah itu kita dapat mengaturnya pada properti
item.
14. Kemudian untuk membuat arah mata angin kita dapat
mengklik add image pada layout.
15. Lalu untuk membuat legenda agar tampil pada layar
kita dapat mengklik add lagend pada menu layout.
16. Setelah semua selesai maka pembuatan peta komposer
dapat disimpan.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Digitasi Garis
(
terlampir )
4.1.2. Hasil Digitasi Simbol
(
terlampir )
4.1.3. Hasil Digitasi Poligon
(
terlampir )
4.1.4. Hasil Digitasi Semua Peta
( terlampir )
4.2.
Pembahasan
SIG sebagai metode dan
teknologi mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan pemetaan yang semula sangat sulit
untuk dilakukan secara manual. Informasi baru yang diperoleh dari hasil
analisis SIG sangat akurat dan dapat dilihat pola keruangannya, sehingga memudahkan
proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan dan dapat menjadi
pedoman untuk pengambilan keputusan.
CGIS
merupakan sistem informasi hasil perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki
kemampuan pendataan, timpang susun (overlay), perhitungan, pemindaian
(digitizing), mendukung sistem koordinat, memasukkan garis sebagai arc yang
memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas
terpisah. CGIS dikembangkan oleh seorang geografer bernamaa Roger Tomlinson
kemudian disebut bapak SIG.
Sistem Informasi
Geografis (SIG) sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru, saat ini
telah mampu menyelesaikan masalah routing, baik untuk masalah pencarian rute
terpendek (shortest path), maupun masalah TSP (travelling salesman problem).
Pencarian rute terpendek merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
berbagai kalangan menemui masalah yang sama dalam pencarian rute terpendek
(shortest path) dengan variasi yang berbeda, dimana untuk penentuan rute
terpendek diperlukan ketepatan dalam penentuan jalur terpendek antar suatu
titik atau lokasi yang di inginkan. Hasil penentuan jalur terpendek nantinya
akan menjadi pertimbangan dalam menunjukkan jalur yang ditempuh oleh masyarakat
dengan bantuan sistem informasi geografis.
QGIS merupakan aplikasi yang digunakan untuk mendigitasi
peta dengan beberapa langkah, membuat garis, keterangan daerah, poligon, bahkan
pendataan wilayah. Tipe QGIS yang kita gunakan adalah QGIS Desktop 2.16.2 with
GRASS 7.0.4.
Pengaplikasian QGIS dalam jurusan teknologi pertanian
yaitu digunakan dalam pemetaan wilayah perkebunan terutama saat pembukaan lahan
dan Re-Planting. Dalam sistem irigasi juga digunakan karena data QGIS memuat
keterangan dan warna yang menerangkan informasi wilayah tersebut. Ada dua jenis
vektor dalam layer QGIS yaitu layer vektor dan layer raster. Layer vektor
berupa garis vektor sedangkan layer raste berupa kotak- kotak kecil.
Pada praktikum sistem informasi geografis daerah yang
didigitasi yaitu daerah sekitar Prabumulih, Kayu Agung, Muara Enim, Batu Raja.
Digitasi yang dilakukan yaitu digitasi titik, simbol, garis, dan poligon.
Sehingga kita dapat mengetahui batas wilayah yang didigitasi.
Fitur-
fitur geografi pada QGIS merepresentasikan topografi permukaan bumi, seperti
fenomena alam (sungai dan vegetasi), bangunan seperti jalan, saluran- saluran,
dinding, dan gedung- gedung), hingga batas- batas suatu kawasan atau negara.
Point
(titik), biasa digunakan untuk merepresentasikan permukaan bumi yang untuk
ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil. Misalnya telepon umum,
pom bensin dsb.
Titik juga bisa
merepresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat, koordinat GPS, atau
puncak gunung. Lines (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang
memiliki jalur dan panjang, bukan suatu area, misalnya garis kontur, jaringan
jalan, sungai, listrik, kabel telepon, dsb. Polygon (poligon) memperlihatkan
suatu feature yang memiliki luas, misalnya batas suatu Negara, tipe tanah, land
system, atau batas-batas kawasan lainnya.
BAB
5
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sistem Informasi Geografis digunakan untuk
meengolah data melalui aplikasi yang mampu menyelesaikan masalah routing,
penentuan rute antar suatu titik atau lokasi yang diinginkan.
2. SIG dapat membantu
pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat
digunakan sebagai acuan untuk pembangunan utilitas-utilitas yang diperlukan.
3.SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari
detail yang diinginkan, menggabungkan satu kumpulan data dengan kumpulan data
lainnya, melakukan perbaikan data dengan lebih cepat dan memodelkan data serta
menganalisis suatu keputusan.
4.SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang
dapat digunakan untuk menampilan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik
tersebut dapat dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan
memanipulasi atribut-atributnya.
5.
Peta digital yang digunakan pada sistem informasi geografis ini sangat mudah
untuk dibuat, menggunakan sistem koordinat geografis yang akurat, dan memiliki
kemudahan dalam melakukan penyuntingan/pengeditan data misalnya untuk
pemutakhiran data atau perubahan sistem koordinat.
5.2. Saran
Pada praktikum
ilmu ukur wilayah mengenai sistem informasi geografis diperlukan pembelajaran
lebih dalam karena Teknologi pertanian juga mengaplikasikan penggunaan SIG.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Sidharta.2006.Petunjuk
Praktikum Sistem Informasi Geografi.Program Studi Geografi.FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.Banjarmasin.
Budianto,
Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS.Yogyakarta:
Andi Offset.
Hanafi,
Muhammad. 2011. SIG dan AHP untuk Sistem Pendukung KeputusanPerecanaan
Wilayah Industri dan Pemukiman Kota Medan. Skripsi Program Studi Ilmu
Komputer. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara.
Kadir,
A., (2003), Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Kristanto, A.,
(2008), Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Gava Media,
Yogyakarta.
Nuryadin, R.,
(2005), Panduan Menggunakan Mapserver, Informatika, Bandung.
Oetomo, B. S. D.,
(2006), Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Pahlevy,
Randy, Tesar. 2010. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan
Menentukan penerima Beasiswa dengan Menggunakan metode Simpele Additive
Weighting (SAW). Skripsi Program Studi Tehnik Informatika.
Surabaya,Indonesia: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Prahasta,
Eddy. 2005. Konsep - Konsep Dasar
Sistem Informasi Geografis. Bandung : CV.
Informatika.
Prahasta, E.,
(2004), Sistem Informasi Geografis: ArcView Lanjut Pemrograman Bahasa Script
Avenue, Informatika, Bandung.
Prahasta, E.,
(2009), Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView, Informatika,
Bandung.
Prahasta,Eddy.2006. SistemInformasiGeografis(Membangun
Web Based GIS dengan Mapserver). Bandung : CV.
Informatika.
Rahma Aulia.
2012. Geografi. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Yousman
Y., (2004), Sistem Informasi Geografis dengan MapInfo Professional,
Andi, Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar