TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN PENERAPAN PROGRAM Q-BASIC PADA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH AMPAS TEBU MENJADI SUMBER ENERGI BIOETANOL
TUGAS
PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN PENERAPAN PROGRAM Q-BASIC PADA PROSES PENGOLAHAN
LIMBAH AMPAS TEBU MENJADI SUMBER ENERGI BIOETANOL
Disusun
oleh
KELOMPOK
1.REZA
DAMAYANTI (050211815200.)
2.
CYNTHIA MANDA SARI (05021281621047)
3.
RATNA WIDIA NINGSIH (05021181621082)
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2017
PENGGUNAAN LIMBAH PABRIK PENGOLAHAN TEBU, BERUPA PENGUBAHAN AMPAS TEBU MENJADI SUMBER
ENERGI BIOETANOL
Indonesia merupakan salah
satu negara beriklim tropis, sehingga berbagai jenis tanaman dapat tumbuh
dengan mudah di Indonesia. Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari tanaman-tanaman
tersebut. Salah satunya adalah tanaman tebu (Saccharum officinarum L.).
Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di daerah yang
memiliki iklim tropis. Luas areal tanaman tebu di Indonesia mencapai 344 ribu
hektar dengan kontribusi utama adalah di Jawa Timur (43,29%), Jawa Tengah (10,07%),
Jawa Barat (5,87%), dan Lampung (25,71%). Pada lima tahun terakhir, areal tebu
Indonesia secara keseluruhann mengalami stagnasi pada kisaran sekitar 340 ribu
hektar (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007). Dari seluruh
perkebunan tebu yang ada di
Indonesia, 50% di antaranya adalah perkebunan rakyat, 30% perkebunan swasta, dan hanya 20% perkebunan negara. Pada tahun 2004 produksi gula Indonesia mencapai 2.051.000 ton hablur (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007). Tebu yang diperoleh dari perkebunan pada umumnya diolah menjadi gula di pabrikpabrik gula. Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Selama ini pemanfaatan ampas tebu (sugar cane bagasse) yang dihasilkan masih terbatas untuk makanan ternak, bahan baku pembuatan pupuk (kompos), pulp, particle board dan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. Gula menjadi salah satu komoditi penting yang berpengaruh bagi pendapatan negara dalam hal pangan. Gula yang diproses dan berasal dari tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu sumber pangan yang memiliki daya jual dan saing yang tinggi. Hal tersebut dapat kita lihat dari tingginya konsumsi gula oleh konsumen. Namun dari proses yang panjang yani pengubahan tebu menjadi gula dibutuhkan proses yang panjang dan menghasilkan limbah yang tidak ikut diproduksi karena akan mengganggu hasil (yakni gula tersebut).
Indonesia, 50% di antaranya adalah perkebunan rakyat, 30% perkebunan swasta, dan hanya 20% perkebunan negara. Pada tahun 2004 produksi gula Indonesia mencapai 2.051.000 ton hablur (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007). Tebu yang diperoleh dari perkebunan pada umumnya diolah menjadi gula di pabrikpabrik gula. Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Selama ini pemanfaatan ampas tebu (sugar cane bagasse) yang dihasilkan masih terbatas untuk makanan ternak, bahan baku pembuatan pupuk (kompos), pulp, particle board dan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. Gula menjadi salah satu komoditi penting yang berpengaruh bagi pendapatan negara dalam hal pangan. Gula yang diproses dan berasal dari tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu sumber pangan yang memiliki daya jual dan saing yang tinggi. Hal tersebut dapat kita lihat dari tingginya konsumsi gula oleh konsumen. Namun dari proses yang panjang yani pengubahan tebu menjadi gula dibutuhkan proses yang panjang dan menghasilkan limbah yang tidak ikut diproduksi karena akan mengganggu hasil (yakni gula tersebut).
Berikut dibawah ini, diagram alir
pengolahan tebu menjadi gula serta limbah apa saja yang dihasilkan dari
pengolahan tersebut.
Pada stasiun penggilingan terdapat limbah
yang pada umunya kebanyakan di perusahaan atau pabrik besar akan digunakan
sebagai bahan bakar ketel uap di pabrik gula dan sisanya digunakan untuk
keperluan lain. Kelebihan ampas tebu biasanya akan ditimbun, sehingga dapat
menimbulkan masalah bila sarana penimbunannya tidak ada. Bila hal tersebut
terjadi maka akan terjadi penambahan biaya yakni tidak hanya sebatas
pengangkutan ampas tebu saja, namun juga bertambah untuk biaya penimbunan ampas
tebu. Walaupun dapat diuraikan karena termasuk bahan organik, namun sampah tebu
ini juga dapat mencemari lingkungan jika tidak segera ditanggulangi. Oleh
karena itu pengolahan ampas tebu dilakukan semaksimal mungkin, salah satu
diantaranya adalah dengan cara pengolahan ampas tebu menjadi sumber energi
berupa bioetanol.
Berikut
dibawah ini merupakan tahapan pengolahan ampas tebu menjadi bioetanol yang
digambarkan melalui diagram alir seperti yang terlihat
Alur proses simulasi LCA
ampas tebu
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha/Kegiatan Industri Gula
Dapat kita lihat sesuai
dengan yang diatas adalah beberapa parameter yang digunakan sebagai rujukan
atau tinjauan dalam mengolah limbah dari pabrik atau usaha pengolahan tebu
menjadi gula. Dalam hal pengolahan limbah ampas tebu menjadi sumber energi
bioetanol, disini kami mengambil beberapa parameter yaitu :
1. Kadar
BOD
2. Kadar
COD
(
disini kadar yang diambil adalah baku mutu air limbah pengolahan tebu dengan
kapasitas lebih dari 10.000 ton tebu yang diolah per harinya).
Parameter
ini dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi proses pengolahan limbah ampas tebu
tersebut menjadi sumber energi berupa bioetanol.
PERHITUNGAN NILAI ANGKA KONVERSI
LIMBAH AMPAS TEBU YANG DIGUNAKAN SEBAGAI SUMBER ENERGI BIOETANOL
Limbah ampas tebu
35 %
|
Diagram proses
pengolahan tebu menjadi gula kristal
Limbah gula yang hilang
20%
35 %
|
Limbah uap air dan tetes 30%
35 %
|
Limbah blotong
10 %
|
Menghitung
AKL
(Rujukan
terlampir)
ALGORITMA
UMUM
START
|
RAT, BAB, ATB
BAB
|
AKLT= BAB-RAT
|
AKLT<35
aklt
|
Industri Tebu Penghasil Sedikit
Limbah Ampas Tebu
|
AKLT>35
|
Industri Tebu Penghasil Banyak
Limbah Ampas
|
AKLT
ATB
|
SELESAI
|
Tidak
|
Ya
|
ALGORITMA KHUSUS
START
|
RAT, BAB, JENIS LIMBAH Tebu
BAB
|
AKLT= BAB - RAT
|
AKLT<30
aklt
|
Industri Tebu Penghasil Sedikit Limbah Ampas
|
AKLT>30
|
Industri Tebu Penghasil Banyak
Limbah Ampas
|
SLS
<11.42
|
Tidak Bisa Diolah Menjadi
Bioetanol
|
Tidak Bisa Diolah Menjadi
Bioetanol
|
LGN < 4.8
|
Tidak
SELESAI
|
Tidak Bisa Diolah Menjadi
Bioetanol
|
AB < 2.8
|
AKLT
ATB
|
Tidak Bisa Diolah Menjadi
Bioetanol
|
PRO < 3.7
|
ALGORITMA DETOKSIFIKASI
START
|
LIGNOSELULOSA
BAB
|
LAKUKAN DETOXIFIKASI DENGAN
PENAMBAHAN MIKROBA
|
LIGNOSELULOSA > 35
>
35
aklt
|
LIGNOSELULOSA
|
SELESAI
|
Komentar
Posting Komentar