evaporasi dan evapotranspirasi


NAMA            : CYNTHIA MANDA SARI
NIM                : 05021281621047
PRODI            : TEKNIK PERTANIAN
TUGAS           : RESUME KLIMATOLOGI

EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI
A.    Evaporasi
Evaporasi/ Penguapan merupakan proses perubahan molekul dalam kondisi cair (seperti air) dengan spontan menjadi gas (uap air). Unsur nitrogen paling banyak di atmosfer yaitu sekitar 70 %, dan nitrogen merupakan senyawa organik. Proses ini ialah kebalikan dari kondensasi. Penguapan ialah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul dan menjadi awan. Akibat adanya pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil bisa bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turunlah hujan. Siklus air terjadi terus- menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari danau, samudra, embun, serta sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi dengan kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi. Faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah radiasi, lintang, rh, dan angin. Proses penguapan sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang berkelanjutan, yaitu:  
a. Interface evaporation, yaitu proses transformasi dari air menjadi uap air di permukaan yang tergantung dari besarnya tenaga yang tersimpan (stored energy).
b. Vertical vapor transfer, yaitu pemindahan (removal) lapisan udara yang kenyang uap air dari interface sehingga proses penguapan berjalan terus.
 Transfer ini dipengaruhi oleh kecepatan angin, stabilitas topografi dan iklim lokal di sekitarnya.  Penguapan atau evaporasi sangat bervariasi baik harian maupun musiman. Penguapan di siang hari lebih besar jika dibandingkan dengan pengupan di malam hari. Demikian pula penguapan pada musim kemarau dan musim penghujan juga akan berbeda.
Evaporasi atau penguapan juga dipengaruhi oleh besarnya faktor meteorologi, yaitu antara lain :
1.      Radiasi matahari (solar radiation).
Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan sering kali juga di malam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi yang berupa panas latent atau evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan akan mengurangi input energi, jadi akan menghambat proses evaporasi.
2.      Angin (wind)
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi terhenti. Agar proses tersebut berjalan terus, lapisan jenuh itu harus diganti dengan udara kering. Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin, jadi kecepatan angin memegang peranan dalam proses evaporasi.
3.      Kelembaman Relatif (relative humidity)
Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaman relatif udara. Jika kelembaman relatif ini naik, kemampuannya untuk menyerap uap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya munurun. Penggantian lapisan udara pada batas tanah dan udara denganudara yang sama kelembaman relatifnya tidak akan menolong untuk memperbesar laju evaporasi. Ini hanya dimungkinkan jika diganti dengan udara yang lebih kering.
4.      Suhu (temperature)
Seperti disebutkan di atas, suatu input energi sangat diperlikan agar evaporasi berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah cukupp tinggi, proses evaporasi akan berjalanlebih cepat jika dibandingkan dengan suhu udara dan tanah rendah, karena adanya energi panas yang tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya evaporasi, sadangkan suhu tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal. Pada waktu pengukuran evaporasi, maka kondisi/keadaan ketika itu harus diperhatikan, mengingat factor itu sangat dipengaruhi oleh perubahan
Measuring Evaporation And ET, beberapa metode :
-          Evaporation pans
-          PET Gages-acts as surrogates for plants
-          Soil water deplletion
-          Lysimeter
-          Energy balance and mass transfer-measure average
B.     Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke atmosfer. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber seperti tanah, atap, dan badan air. Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam tumbuhan yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun. Evapotranspirasi adalah bagian terpenting dalam siklus air.
            Penghitungan ET dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu pencarian Eto terlebih dahulu. Eto ( evaporasi tanaman referensi ) yaitu laju evapotranspirasi dari permukaan berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya seragam, tumbuh aktif, secara lengkap menaungi permukaan tanah dan tidak kekurangan air. Empat metode yang dapat digunakan adalah Blaney-Criddle, Radiasi, Penman, dan Evaporasi Panci, dimodifikasi untuk menghitung Eto dengan menggunakan data iklim harian selama periode 10 atau 30 hari. Tahap kedua setelah pengukuran Eto adalah pencarian Kc. Kc merupakan koefisien tanaman yang menyatakan hubungan antara Eto dan ET tanaman. Nilai Kc beragam sesuai dengan jenis tanaman, fase pertumbuhan dan kondisi cuaca yang ada. Sehingga jumlah konsumtif kebutuhan air tanaman yang digunakan untuk penguapan (ET) adalah nilai dari perkalian Kc dan Eto. Kc merupakan koefisien tanaman dan Eto merupakan evaporasi tanaman.
            Faktor- faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi diantaranya adalah :
1.      Ketersediaan air
2.      Faktor- faktor tanaman
3.      Kondisi meteorologis
Pendugaan Evaporasi/Evapotranspirasi
1.      Metode Hidrologi/neraca air
2.      Metode Klimatologi
3.      Metode Thornthwaite
4.      Metode Blanney Criddle
5.      Metode Regresi
6.      Metode Penanaman

7.      Metode Penanaman yang dimodifikasi oleh Monteith

Komentar