Malasku Malas Kita Semua
Fokusku telah berganti, Jemariku tetap bermain indah bak penari profesional diatas papan kaca. Pandangku tak penting kekanan dan kekiri bahkan sekelilingku, sekarang pandangku fokus pada satu titik. Kebosanan juga tak kunjung datang walau terpatungku berjam- jam, Seakan tak ada urusanku pada dunia dikira tak punya kerja. Memang nyata tak punya kerja kufikir pengangguran sok sibuk, malas mulai menyelimuti raga ini tak ada lagi gerakan kesana kesini. Kecuali, mandi dan makan. Bahkan tuk makan saja aku tinggal duduk cantik tanpa harus keluar membeli bahan, dan bertarung dengan peralatan dapur atau bawang yang pedas. Yaaa... semua itu terjadi karna aku telah dijadikan budak olehnya namun tak sadar bahkan ia mampu membuatku berpikir sebaliknya. Benda bercahaya itu tak hanya menjadikanku budak dan kau juga menjadi budak. Kesibukan yang membuatku dan kamu malas dan berada dalam dunia banyangan dunia yang bukan dunia manusia. Penghuninya hanya kamu, tanpa ada org lain. Hanya aku dan ke-mayaan. Sudahlah, keadaan ini tak baik jika diteruskan dan membuat kehancuran dimana mana. Sudahlah, keadaan ini membuat aku tak kenal kamu, dia, mereka, bahkan keluargaku sendiri. Sudahlah, berhenti memainkannya dan berhenti mendewakannya. 

Komentar