Rindu Hujan pada Sang Nada Berakhir

                     




 Rindu Hujan pada Sang Nada Berakhir
-CIA-
-Aku sedang belajar mengikhlaskan rasa, daripada terus menerus bertahan dengan luka-
        Kala hujan turun di tengah kemarau nan panjang di bulan ini, menyapu setiap debu- debu jalanan. Entah mengapa teringat dan merindunya aku padamu, rindu yang tak seharusnya kurasakan dan rindu yang malah membuat sang pemilik hati cemburu berat pada insan yang dititipkan perasaan ini. Masih ingatkah kau kala jatuh di tengah jalanan licin, serasa berada di lintasan off rute penuh perjuangan mengantarkanku ke istana kecilku. Ya. Saat itu hujan tengah turun mengganggu candaku dengannya, kejadian itu juga sangat mengganggu ku dan dia yang membuat kami terdiam membisu, bibir memutih, wajah kaku, dan jantung yang berlari. Haha, kala ku kembali mengingatnya betapa “jahil”nya diriku saat itu.
          2013! Awal tahun itu sungguh sungguh penuh makna dimana awalku bertemu dengannya. Aku bersama temanku berjuang agar bisa selesai “ makan bangku SMP “ dan masuk ke SMA yang sangat kami inginkan. Aku pun menginginkan SMA N 13 Palembang sebagai target sasaran dan bidikan ku tuk melanjutkan menuntut ilmu yang sebenarnya ilmu tak pernah salah namun selalu saja dituntut oleh kita. Sungguh kasihan sang ilmu yang selalu dituntut. Ah! Abaikan saja.
          Okay.. lanjut bagaimana perkenalanku dengannya.. aku pun tak tahu pasti bagaimana mata kami saling bertemu dalam satu titik lalu kami alihkan pandang karnaku malu sebenarnya.
          “ ran...” suara kecil ini memanggil raina , seorang gadis feminim, senyum manis, dan mata yang jika dipandang akan membuatmu tenang. Seorang gadis yang kukenal di tempat les yang sungguh membuatku merasa punya keluarga kedua setelah istanaku. Ia pun menoleh dan mempertemukan matanya dengan mataku dengan garis manis dibibir tipisnya. Lalu, seperti jarum jam yang berhenti berdetak dan seakan waktu sengaja berhenti untukku saat kulihat sosok pria yang memberi kesan pertamaa yang tanpa kusadari tlah membuatku jatuh hati seketika. Siapakah dia? Siapa namanya? Apa hubungannya dengan raina? Kenapa ia bersamanya? Dan kenapa mesra terbaca olehku saat memandang raina dan dia. Saat itupun aku tak fokus dengan niat awalku datang kesini.
“huh, semangat cia! Luruskan niat dan inget target bidikanmu” kukatakan pada diriku sendiri agar pertemuan itu tak menggangguku tuk menghadapi puluhan soal yang akan memuakkan dan membuatku mual.
          Hanya sekilas saja pertemuan itu, lalu berlalu pada tujuan masing2. Saat memasuki gedung dimana dilaksanakannya Try Out sungguh ramai bangku disana tapi berbanding terbalik dengan manusiannya. Ku pilih dimana singgasana terbaik tuk berkutat dengan soal- soal TO nanti. Dan telah kuputuskan kupilih singgasana depan baris 3 kolom 2.
          Segera kukeluarkan peralatan perangku dan kupersiapkan agar ketika perang dimulai langsung saja target operasi dimulai. Bangku kanan kiri depan belakang yang semula kosong mulai dipenuhi orang- orang yang punya maksud sama denganku datang kesini. Deg! Dia kan yang tadi. Ya benar, 2 baris dariku dan 3 kolom dariku. Dia bersama teman- teman lelakinya .
Baiklah soalpun mulai disebar. Ditengah pergulatanku dengan soal- soal memuakkan ini, seorang lelaki disebelahku pun melirikku. Dan pada akhirnya menoleh dan mengajakku berbicara. Kujawab saja dengan ketus karna aku tak tertarik sedikitpun pada pembicaraannya yang tak punya makna. Dia bertanya nama dan everything about my self. Haha, namun saat itu kujawab dengan singkat dan seolah tak memperdulikkannya, namun tetap curi pandang ke pria yang berjarak 2 baris 3 kolom dariku.
          “ udah punya pacar belum ?” pertanyaan itupun ia tanyakan, ( aku pun berdehem , apa sih maksudnya bertanya perihal itu). tak kujawab dan dia terus memaksaku menjawab dan akhirnya “ ya aku punya” padahal aku tak tahu pasti makna kata pacar, pacaran saja aku tak pernah apalagi punya.
“Yeay, menang! Tawaku dalam hati saat ia tak lagi tanya- tanya padaku dan pergulatanku dengan kumpulan soal telah selesai dan kupilih pulang kembali ke Istanaku.
          Waktu terus berlalu, bulan silih berganti.. namun bayang tentangnya masih jelas teringat dalam mataku walau tak tau siapakah nama gerangan. Sungguh tak enak punya rasa tak terucap, tuk mengekspresikannya aku pun berbagi cerita dengan temanku egi. Lumayanlah tuk melepas rindu yang tak kumengerti.
          Tepat pertengahan tahun 2013 akhirnya aku tak diberi kesempatan menjadi salah satu siswi di SMA N 13 Palembang dan Allah punya rencana lain. Seorang siswi bernama hujan diterima sebagai keluarga SMA N 1 Talang Kelapa , ya benar aku diterima di salah satu sekolah yang tak kutahu dimana sebelumnya.
          Singkat cerita, kumulai masa- masa yang katanya paling indah, masa- masa yang katanya labil, masa- masa yang katanya sih tentang cinta dan mulai baperan. Saat mengikuti MOS hari ketiga disanalah aku merasa bahagia sekaligus cemburu. Du du du ciee hujan mulai cemburu pada orang yang entah siapa namanya. Hatiku kembali berbicara “ dia, pria yang telah mencuri perhatianku ada disekolah ini, namun siapa wanita di belakangnya “ tak kupungkiri lagi saat itu bahwa aku jatuh cinta. Satu lagi bahagiaku dia sekelas denganku, sungguh mati konyol dihadapannya. Keringat dingin pun membanjiriku, jantungku serasa mau copot, dan bibirku keluh seolah membisu duuh ada apa denganku.
===Rindu Sang Pencinta Hujan==
      Jari – jari itu, aku ingat bagaimana jari itu menari lembut memetik senar bernada yang menggodaku tuk tetap setia mendengarnya. Sekali lagi kamu membuat hatiku jatuh, sekali lagi namamu terpenjara di hatiku karna nada- nada yang kau buat. Saat itulah aku ingin bermain sama sepertimu, mencoba tuk dekat denganmu.. namun pupus harapanku, kutahu kau punya kekasih yang begitu kau cinta. Tak apa kan cinta tak harus memiliki toh yang tau rasa ini hanya hatiku. Miris sekali kisah cintaku, cinta pertama bertepuk sebelah tangan.
       Banyak lelaki lain yang berusaha mencuri hatiku, namun kamu sungguh jahat menawan hatiku dengan erat sehingga tak seorangpun berhasil mencurinya. 3 tahun ku tahan rasa ini “ cinta dalam hati” mungkin cocok untukku. Sinar matamu seolah memancarkan kebahagian dengannya, dan sinar mataku redup karnamu.
Deg! Kamu sedih. Kamu tak bisa menyembunyikannya, sikapmu dingin, sinar matamu tak lagi kulihat.. akhirnya ku pun tahu kau tak lagi dengannya. Aku senang namun sedih dan lebih sedih saat melihatmu begitu, tak apa ku tak bahagia asal kau bahagia.
Entah bagaimana caranya ku bisa dekat denganmu saat itu, namun sikapmu biasa saja. Dan setelah beberapa bulan kau menunjukkan sikap istimewamu kepadaku. Bukannya ku senang, namun aku takut dan begitu khawatir aku kau jadikan pelampiasan. Setiap malam sama seperti malam sebelumnya aku rindu kamu dan rinduku semakiln menjadi- jadi.
Hingga aku tak menyangka kau menyatakan rasamu padaku.. dan berkata kau menyukaiku sejak pertama bertemu.. sungguh aku awalnya ragu padamu , namun aku berusaha yakin karna rasaku padamu lebih besar dibanding keraguanku. Sejak saat itu kita selalu bersama dan salahnya juga aku terlalu yakin kau berjodoh denganku.
Kita pun lulus SMA bersama dan masuk universitas, fakultas yang sama. Awal- awal kuliah kita masih bersama namun aku semakin belajar bahwa rasaku ini salah tempat. Ekspresi cintaku ini salah, ekspresi rinduku ini salah, seharusnya ada yang lebih berhak menerima rinduku, aku tau secara tak langsung kita tlah berzina. Tentunya zina hati, namun hatiku bimbang tak karuan bagaimana menjelskannya padamu. Munafik memang jika aku berkata tak lagi berfikir tentangmu, aku masih dan bahkan sering terpikir sampai saat ini. Aku hanya berusaha menempatkan rinduku dijalan yang benar..
Terpaksa ku meninggalkanmu karena ku mencintaimu.. Aku meninggalkanmu karena ku semakin rindu kamu.. aku meninggalkanmu saat ini dan berharap kita bertemu suatu hari dengan ikatan yang halal.. tak banyak harapku padamu, harapku hanya kepada Sang pemilik hati agar kecewa tak menghancurkanku.. yakinlah jika memang berjodoh, insyaa Allah bertemu.. kita bertemu dan berpisah karena Allah dan aku berdoa agar kau diberi yang terbaik.. baik kau dengan yang lain atau denganku.. aku Hujan wulandari yang akan selalu merindu nada- nada yang kau mainkan saat itu..
Malam itu.. kuberanikan diri tuk utarakan maksud hati. Malam itu kuberanikan diri menjadi muslimah sejati, ku beranikan diri tuk hijrah dari kesalahan kemarin.
Sebelumnya aku tlah mendengar, bahkan opini ini terus terdengar olehku bahwa ia akan melamarku..
" Kalau ia punya uang 100 juta bakalan dipake untuk melamarku dan usaha" itulah yang kudengar dari temanku. Kukira pernyataan itu hanya sekedar gurauan dan omong kosong belaka.. namun, saat malam itu kukirim pesan tuk mengakhirinya ia membalas pesanku dan berkata " kita bicarakan nanti malam " . Uiiih serem amat kata2nya..
Malam itu pun tiba.. yaa seperti biasa saja ia datang dengan tatapan itu. Kami pun duduk agak jauh dan memulai percakapan . Aku memutuskan tuk berteman saja dengannya, ia pun bertanya seolah aku tak yakin dengan keputusanku. Namun akhirnya ia pun menerima keputusan malam itu .
" gk mau lebih serius? " tanyanya padaku dengan penuh pengharapan pikirku.
" serius gimana? " aku pun menyela dengan sedikit bercanda seolah tak mengerti maksudnya.
" yaaa.. itu. Serius. " jawabnya memikirkan kata yang mudah tuk ku cerna dalam otakku.
" iih apaan sih.. " jawabku dengan candaan dan senyuman bingung.
" Menikah. "
Deg. Seolah tak tau apa yang harus kukatakan.. ya atau tidak adalah kata yang tak dapat kupilih malam itu.
" tapi kan masih kecil.. apaan sih kamu "
" masih kecil? Ngklah.. "
Duuh gimana nih.. oke oke aku pun nanya alasannya apa. Ternyata alasannya syari banyak banget.. klo gini mah gk bisa nolak.. masya Allah banget sih.
" Menikah itu sunnah, melengkapi separuh agamanya, menghindari zina, hijrah bersama, dll" ia jelaskan semuanya padaku.
Ku alihkan terus perihal tentang itu.. namun ia trus mendesakku tuk membahas perihal menikah. Ternyata ia telah matang dengan keputusannya, orang tuanya telah mengetahui niatnya.. dan bahkan berani berkata ke Istanaku. Malam itu tak kuberi jawaban padanya, ku suruh ia bertanya dengan ayahku. Kupikir, ah mana mungkin ia berani.
Gemetar sungguh hatiku malam itu.. ah, lupakan sajalah..
Aku pun tlah menyampaikan maksud hatinya kepada raja dan ratuku, dikira hanya omong kosong, namun itu kenyataan. Perkataan mereka saat itu dapat kusimpulkan bahwa ibuku setuju dan ayahku sebaliknya.
Ayahku ingin agar kuliahku selesai, ya.. aku tau bahwa saat ini itulah amanah dari sang raja dan ratu yang harus kupenuhi. Beberapa minggu kemudian.. tanpa kusadari ada kabar yang mengagetkanku. Ia, ya ia , lelaki itu menemui sang raja dan ratu tuk melamar putrinya. Keberaniannya sungguh mengagumkan namun tak berhasil meluluhkan hati sang raja. Dua kali ia membujuk sang raja dan hasilnya nihil, sang raja sebenarnya tak menolak niat baiknya hanya saja tidak sekarang. Sejak saat itu komunikasi kami sudah tak sering saat kami berpacaran, kami sama- sama fokus dijalan dakwah namun ada hal yang mengganjal dihatiku. Walau hubungan tlah berakhir aku terlanjur berkata “ tunggu 3 tahun lagi “ itu sama saja berharap dengan manusia dan aku tlah berzina hati dengannya. Ya, Allah bantu hamba agar hati ini selalu terpaut pada-MU bukan hambamu. Ya, Allah jagalah hatiku agar tak membuat-MU cemburu. Ya, Allah sibukkanlah aku hanya untuk-MU bukan untuknya. Lima bulan berlalu namun hujan masih saja merindu.. merindu dalam doa agar diberikan yang terbaik..
===Rindu Sang Pencinta Hujan==
          Setahun berlalu dan aku ya aku tersadar bahwa inilah tipu daya setan yang menjebakkan dalam ranah “cinta syari” katanya, yang sebenarnya tak ada dan salah. Dan  saat ini mulai disibukkan dengan amanah demi amanah yang katanya tak akan salah memilih pundak pun menghampiri. Aku sudah mulai tak ingat akan masa laluku. Masa dimana proses hijrahku begitu lama nan panjang. Waktu dimana aku masih mematuhi ayat yang satu dan mengingkari satunya dan sungguh tak ingin ku ingat lagi. Sungguh indah hidayah yang datang hingga aku mulai tuk mendekatkan diri kepada Mu, melalui sekolah, keluarga, sahabat, dan lingkungan yang benar benar bisa mengubah diriku.
          Sekarang pun paham sudah bahwa pernikahan bukanlah hal yang mudah dan banyak konsekuensinya dimana kekuatan hati, iman dan dari kata tersebut akan membawa dampak besar bagi para generasi penerus bangsa . Pembicaraan akan hal itu bukanlah menarik bagiku, dan bukan pembahasan seorang kader dakwah. Jangan baper dan mudah terpikat namun tetaplah istiqomah dan ingat tujuanmu hanyalah 1 yaitu Allah SWT.

==Tamat==

Komentar