-Aku sedang
belajar mengikhlaskan rasa, daripada terus menerus bertahan dengan luka-
Kala hujan turun di
tengah kemarau nan panjang di bulan ini, menyapu setiap debu- debu jalanan.
Entah mengapa teringat dan merindunya aku padamu, rindu yang tak seharusnya
kurasakan dan rindu yang malah membuat sang pemilik hati cemburu berat pada
insan yang dititipkan perasaan ini. Masih ingatkah kau kala jatuh di tengah jalanan
licin, serasa berada di lintasan off rute penuh perjuangan mengantarkanku ke
istana kecilku. Ya. Saat itu hujan tengah turun mengganggu candaku dengannya,
kejadian itu juga sangat mengganggu ku dan dia yang membuat kami terdiam
membisu, bibir memutih, wajah kaku, dan jantung yang berlari. Haha, kala ku
kembali mengingatnya betapa “jahil”nya diriku saat itu.
2013! Awal tahun itu sungguh sungguh
penuh makna dimana awalku bertemu dengannya. Aku bersama temanku berjuang agar
bisa selesai “ makan bangku SMP “ dan masuk ke SMA yang sangat kami inginkan.
Aku pun menginginkan SMA N 13 Palembang sebagai target sasaran dan bidikan ku
tuk melanjutkan menuntut ilmu yang sebenarnya ilmu tak pernah salah namun
selalu saja dituntut oleh kita. Sungguh kasihan sang ilmu yang selalu dituntut.
Ah! Abaikan saja.
Okay.. lanjut bagaimana perkenalanku
dengannya.. aku pun tak tahu pasti bagaimana mata kami saling bertemu dalam
satu titik lalu kami alihkan pandang karnaku malu sebenarnya.
“ ran...” suara kecil ini memanggil
raina , seorang gadis feminim, senyum manis, dan mata yang jika dipandang akan
membuatmu tenang. Seorang gadis yang kukenal di tempat les yang sungguh
membuatku merasa punya keluarga kedua setelah istanaku. Ia pun menoleh dan
mempertemukan matanya dengan mataku dengan garis manis dibibir tipisnya. Lalu,
seperti jarum jam yang berhenti berdetak dan seakan waktu sengaja berhenti
untukku saat kulihat sosok pria yang memberi kesan pertamaa yang tanpa kusadari
tlah membuatku jatuh hati seketika. Siapakah dia? Siapa namanya? Apa hubungannya
dengan raina? Kenapa ia bersamanya? Dan kenapa mesra terbaca olehku saat
memandang raina dan dia. Saat itupun aku tak fokus dengan niat awalku datang
kesini.
“huh,
semangat cia! Luruskan niat dan inget target bidikanmu” kukatakan pada diriku
sendiri agar pertemuan itu tak menggangguku tuk menghadapi puluhan soal yang
akan memuakkan dan membuatku mual.
Hanya sekilas saja pertemuan itu, lalu
berlalu pada tujuan masing2. Saat memasuki gedung dimana dilaksanakannya Try
Out sungguh ramai bangku disana tapi berbanding terbalik dengan manusiannya. Ku
pilih dimana singgasana terbaik tuk berkutat dengan soal- soal TO nanti. Dan
telah kuputuskan kupilih singgasana depan baris 3 kolom 2.
Segera kukeluarkan peralatan perangku
dan kupersiapkan agar ketika perang dimulai langsung saja target operasi
dimulai. Bangku kanan kiri depan belakang yang semula kosong mulai dipenuhi
orang- orang yang punya maksud sama denganku datang kesini. Deg! Dia kan yang
tadi. Ya benar, 2 baris dariku dan 3 kolom dariku. Dia bersama teman- teman
lelakinya .
Baiklah
soalpun mulai disebar. Ditengah pergulatanku dengan soal- soal memuakkan ini,
seorang lelaki disebelahku pun melirikku. Dan pada akhirnya menoleh dan
mengajakku berbicara. Kujawab saja dengan ketus karna aku tak tertarik
sedikitpun pada pembicaraannya yang tak punya makna. Dia bertanya nama dan
everything about my self. Haha, namun saat itu kujawab dengan singkat dan
seolah tak memperdulikkannya, namun tetap curi pandang ke pria yang berjarak 2
baris 3 kolom dariku.
“ udah punya pacar belum ?” pertanyaan
itupun ia tanyakan, ( aku pun berdehem , apa sih maksudnya bertanya perihal
itu). tak kujawab dan dia terus memaksaku menjawab dan akhirnya “ ya aku punya”
padahal aku tak tahu pasti makna kata pacar, pacaran saja aku tak pernah
apalagi punya.
“Yeay,
menang! Tawaku dalam hati saat ia tak lagi tanya- tanya padaku dan pergulatanku
dengan kumpulan soal telah selesai dan kupilih pulang kembali ke Istanaku.
Waktu terus berlalu, bulan silih
berganti.. namun bayang tentangnya masih jelas teringat dalam mataku walau tak
tau siapakah nama gerangan. Sungguh tak enak punya rasa tak terucap, tuk
mengekspresikannya aku pun berbagi cerita dengan temanku egi. Lumayanlah tuk
melepas rindu yang tak kumengerti.
Tepat pertengahan tahun 2013 akhirnya
aku tak diberi kesempatan menjadi salah satu siswi di SMA N 13 Palembang dan
Allah punya rencana lain. Seorang siswi bernama hujan diterima sebagai keluarga
SMA N 1 Talang Kelapa , ya benar aku diterima di salah satu sekolah yang tak
kutahu dimana sebelumnya.
Singkat cerita, kumulai masa- masa
yang katanya paling indah, masa- masa yang katanya labil, masa- masa yang
katanya sih tentang cinta dan mulai baperan. Saat mengikuti MOS hari ketiga
disanalah aku merasa bahagia sekaligus cemburu. Du du du ciee hujan mulai
cemburu pada orang yang entah siapa namanya. Hatiku kembali berbicara “ dia,
pria yang telah mencuri perhatianku ada disekolah ini, namun siapa wanita di
belakangnya “ tak kupungkiri lagi saat itu bahwa aku jatuh cinta. Satu lagi
bahagiaku dia sekelas denganku, sungguh mati konyol dihadapannya. Keringat
dingin pun membanjiriku, jantungku serasa mau copot, dan bibirku keluh seolah
membisu duuh ada apa denganku.
===Rindu Sang Pencinta Hujan==
Jari – jari itu, aku
ingat bagaimana jari itu menari lembut memetik senar bernada yang menggodaku
tuk tetap setia mendengarnya. Sekali lagi kamu membuat hatiku jatuh, sekali
lagi namamu terpenjara di hatiku karna nada- nada yang kau buat. Saat itulah
aku ingin bermain sama sepertimu, mencoba tuk dekat denganmu.. namun pupus
harapanku, kutahu kau punya kekasih yang begitu kau cinta. Tak apa kan cinta
tak harus memiliki toh yang tau rasa ini hanya hatiku. Miris sekali kisah
cintaku, cinta pertama bertepuk sebelah tangan.
Banyak lelaki lain yang berusaha mencuri
hatiku, namun kamu sungguh jahat menawan hatiku dengan erat sehingga tak
seorangpun berhasil mencurinya. 3 tahun ku tahan rasa ini “ cinta dalam hati”
mungkin cocok untukku. Sinar matamu seolah memancarkan kebahagian dengannya,
dan sinar mataku redup karnamu.
Deg!
Kamu sedih. Kamu tak bisa menyembunyikannya, sikapmu dingin, sinar matamu tak
lagi kulihat.. akhirnya ku pun tahu kau tak lagi dengannya. Aku senang namun
sedih dan lebih sedih saat melihatmu begitu, tak apa ku tak bahagia asal kau
bahagia.
Entah
bagaimana caranya ku bisa dekat denganmu saat itu, namun sikapmu biasa saja.
Dan setelah beberapa bulan kau menunjukkan sikap istimewamu kepadaku. Bukannya
ku senang, namun aku takut dan begitu khawatir aku kau jadikan pelampiasan.
Setiap malam sama seperti malam sebelumnya aku rindu kamu dan rinduku semakiln
menjadi- jadi.
Hingga
aku tak menyangka kau menyatakan rasamu padaku.. dan berkata kau menyukaiku
sejak pertama bertemu.. sungguh aku awalnya ragu padamu , namun aku berusaha
yakin karna rasaku padamu lebih besar dibanding keraguanku. Sejak saat itu kita
selalu bersama dan salahnya juga aku terlalu yakin kau berjodoh denganku.
Kita
pun lulus SMA bersama dan masuk universitas, fakultas yang sama. Awal- awal
kuliah kita masih bersama namun aku semakin belajar bahwa rasaku ini salah
tempat. Ekspresi cintaku ini salah, ekspresi rinduku ini salah, seharusnya ada
yang lebih berhak menerima rinduku, aku tau secara tak langsung kita tlah
berzina. Tentunya zina hati, namun hatiku bimbang tak karuan bagaimana
menjelskannya padamu. Munafik memang jika aku berkata tak lagi berfikir
tentangmu, aku masih dan bahkan sering terpikir sampai saat ini. Aku hanya
berusaha menempatkan rinduku dijalan yang benar..
Terpaksa
ku meninggalkanmu karena ku mencintaimu.. Aku meninggalkanmu karena ku semakin
rindu kamu.. aku meninggalkanmu saat ini dan berharap kita bertemu suatu hari
dengan ikatan yang halal.. tak banyak harapku padamu, harapku hanya kepada Sang
pemilik hati agar kecewa tak menghancurkanku.. yakinlah jika memang berjodoh,
insyaa Allah bertemu.. kita bertemu dan berpisah karena Allah dan aku berdoa
agar kau diberi yang terbaik.. baik kau dengan yang lain atau denganku.. aku
Hujan wulandari yang akan selalu merindu nada- nada yang kau mainkan saat itu..
Malam itu.. kuberanikan
diri tuk utarakan maksud hati. Malam itu kuberanikan diri menjadi muslimah
sejati, ku beranikan diri tuk hijrah dari kesalahan kemarin.
Sebelumnya aku tlah mendengar, bahkan
opini ini terus terdengar olehku bahwa ia akan melamarku..
" Kalau ia punya uang 100 juta
bakalan dipake untuk melamarku dan usaha" itulah yang kudengar dari
temanku. Kukira pernyataan itu hanya sekedar gurauan dan omong kosong belaka..
namun, saat malam itu kukirim pesan tuk mengakhirinya ia membalas pesanku dan berkata
" kita bicarakan nanti malam " . Uiiih serem amat kata2nya..
Malam itu pun tiba.. yaa
seperti biasa saja ia datang dengan tatapan itu. Kami pun duduk agak jauh dan
memulai percakapan . Aku memutuskan tuk berteman saja dengannya, ia pun
bertanya seolah aku tak yakin dengan keputusanku. Namun akhirnya ia pun
menerima keputusan malam itu .
" gk mau lebih serius? "
tanyanya padaku dengan penuh pengharapan pikirku.
" serius gimana? " aku pun
menyela dengan sedikit bercanda seolah tak mengerti maksudnya.
" yaaa.. itu. Serius. " jawabnya
memikirkan kata yang mudah tuk ku cerna dalam otakku.
" iih apaan sih.. " jawabku
dengan candaan dan senyuman bingung.
" Menikah. "
Deg. Seolah tak tau apa
yang harus kukatakan.. ya atau tidak adalah kata yang tak dapat kupilih malam
itu.
" tapi kan masih kecil.. apaan sih
kamu "
" masih kecil? Ngklah.. "
Duuh gimana nih.. oke oke
aku pun nanya alasannya apa. Ternyata alasannya syari banyak banget.. klo gini
mah gk bisa nolak.. masya Allah banget sih.
" Menikah itu sunnah, melengkapi
separuh agamanya, menghindari zina, hijrah bersama, dll" ia jelaskan
semuanya padaku.
Ku alihkan terus perihal
tentang itu.. namun ia trus mendesakku tuk membahas perihal menikah. Ternyata
ia telah matang dengan keputusannya, orang tuanya telah mengetahui niatnya..
dan bahkan berani berkata ke Istanaku. Malam itu tak kuberi jawaban padanya, ku
suruh ia bertanya dengan ayahku. Kupikir, ah mana mungkin ia berani.
Gemetar
sungguh hatiku malam itu.. ah, lupakan sajalah..
Aku pun tlah menyampaikan
maksud hatinya kepada raja dan ratuku, dikira hanya omong kosong, namun itu
kenyataan. Perkataan mereka saat itu dapat kusimpulkan bahwa ibuku setuju dan
ayahku sebaliknya.
Ayahku
ingin agar kuliahku selesai, ya.. aku tau bahwa saat ini itulah amanah dari
sang raja dan ratu yang harus kupenuhi. Beberapa minggu kemudian.. tanpa
kusadari ada kabar yang mengagetkanku. Ia, ya ia , lelaki itu menemui sang raja
dan ratu tuk melamar putrinya. Keberaniannya sungguh mengagumkan namun tak
berhasil meluluhkan hati sang raja. Dua kali ia membujuk sang raja dan hasilnya
nihil, sang raja sebenarnya tak menolak niat baiknya hanya saja tidak sekarang.
Sejak saat itu komunikasi kami sudah tak sering saat kami berpacaran, kami
sama- sama fokus dijalan dakwah namun ada hal yang mengganjal dihatiku. Walau
hubungan tlah berakhir aku terlanjur berkata “ tunggu 3 tahun lagi “ itu sama
saja berharap dengan manusia dan aku tlah berzina hati dengannya. Ya, Allah
bantu hamba agar hati ini selalu terpaut pada-MU bukan hambamu. Ya, Allah
jagalah hatiku agar tak membuat-MU cemburu. Ya, Allah sibukkanlah aku hanya
untuk-MU bukan untuknya. Lima bulan berlalu namun hujan masih saja merindu..
merindu dalam doa agar diberikan yang terbaik..
===Rindu Sang Pencinta Hujan==
Setahun berlalu dan aku ya aku
tersadar bahwa inilah tipu daya setan yang menjebakkan dalam ranah “cinta
syari” katanya, yang sebenarnya tak ada dan salah. Dan saat ini mulai disibukkan dengan amanah demi
amanah yang katanya tak akan salah memilih pundak pun menghampiri. Aku sudah
mulai tak ingat akan masa laluku. Masa dimana proses hijrahku begitu lama nan
panjang. Waktu dimana aku masih mematuhi ayat yang satu dan mengingkari satunya
dan sungguh tak ingin ku ingat lagi. Sungguh indah hidayah yang datang hingga
aku mulai tuk mendekatkan diri kepada Mu, melalui sekolah, keluarga, sahabat,
dan lingkungan yang benar benar bisa mengubah diriku.
Sekarang pun paham sudah bahwa
pernikahan bukanlah hal yang mudah dan banyak konsekuensinya dimana kekuatan
hati, iman dan dari kata tersebut akan membawa dampak besar bagi para generasi
penerus bangsa . Pembicaraan akan hal itu bukanlah menarik bagiku, dan bukan
pembahasan seorang kader dakwah. Jangan baper dan mudah terpikat namun tetaplah
istiqomah dan ingat tujuanmu hanyalah 1 yaitu Allah SWT.
==Tamat==
Komentar
Posting Komentar