Kumpulan Sajak PCO
Malam semakin sendu
Hanya tersisa ruang dalam rindu
Menghitung detik setiap titik
Berselimut sepi berteman rintik
Rasa semakin candu
Berkecamuk satu padu
Mengoyak akal hampa logika
Pekakkan rasa butakan mata
Ah sudahlah!
Apakah rindu menjadi salah
Kurasa kita tak lagi sama
Tak lain hanya sebuah raga
Tanpa arah , tanpa rasa
Pekak rasa buta mata
Cia
*Aku*
Aku adalah langit, tanpa mu aku takkan runtuh.
Aku adalah bintang, tanpa mu aku tak kan jatuh.
Aku adalah bulan, tanpa mu aku kan tetap bersinar.
.
.
Namun,,
Aku hanyalah hujan, tanpa mu aku tak ada tempat pendaratan.
.
.
Kamu Adalah tanya, tanpa tanda.
Pergi tanpa aba-aba, balik kanan bubar jalan tanpa perintah.
.
K.I
*Andromeda*
Kulihat cahaya saat bumi tertidur
Satu diantara milyaran berkedip
Mengitari angkasa malam
Tetap indah meski redup remang
Indah rembulan malam
Melintasi senyapnya khatulistiwa
Terpana pada satu titik terang
Hilang lenyap bersama dengan harapan
Melayang didalam Andromeda
Akulah pusat semesta
Hilang sunyi senang bersama
Hirup pikuk kebohongan dunia
Meluncur secepat cahaya
Melintasi setiap antariksa
Memecah keheningan angkasa
Berlagak bagai pengendali semesta
Hati tetaplah ruang hampa
Tanpa sentuhan sang pencipta
Jiwa hilang direnggut penguasa
Kita manusia pandai berangan saja
Tanpa wujud realitas nyata
A.A.D
*Kopi ku*
Kopi pagi
Menggugah semangat hati
Menggali berbagai potensi
Menyiapkan hari untuk diwarnai
Kopi siang
Memanggil jiwa yang usang
Menarik raga untuk berjuang
Membangkitkan pandangan yang gersang
Kopi malam
Penutup dikala temaram
Bonus terbaik melewati masalah beragam
Pengantar jiwa dan raga bersemayam
Kopi adalah jati diri
Tak bisa lepas tak bisa lari
Tertambat didalam ambisi
Dalam setiap nadi dan sendi
Kopi adalah kesetaraan
Tak kenal pangkat tak kenal jabatan
Tak kenal kota tak kenal desa
Tak kenal muda tak kenal tua
Tak kenal cafe tak kenal kaki lima
Kopi adalah bangsa
Engkau Batak atau Jawa
Penikmat robusta atau arabica
Dari Bangka hingga Nusa Tenggara
Secangkir kopi menyatukan kita
A.A.D
*Perjumpaan*
Kurasa kita pernah berjumpa
Ntah dalam mimpi atau dunia nyata
Tapi aku lupa dimana
Aku ingat betul wajah mu yang jelita
Kita menghabiskan waktu untuk bercerita
Sekedar tertawa atau bicara dengan terbata-bata
Kita saling mengerti hanya dari pandangan mata
Aku ingat betul kita banyak membahas tentang cinta
Tapi...
Aku benar-benar lupa
Engkau siapa?
Engkau datang dari mana?
Engkau punya perlu apa?
Jiwa yang tenang kau buat bertanya-tanya
Kau paksa untuk mencari tahu ada apa dengan kita
ku rasa walau mengelilingi katulistiwa
Tak akan ku dapatkan jawaban-nya
Ayolah jangan buat ku meminta
Siapakah kita sebenarnya
Haruskah ku mencari diseluruh semesta
Menggali masa lalu hingga masa sanskerta
Nampaknya kau hanya kenangan masa lalu saja
Menghantui jiwa ku yang sudah renta
Mencabik hati yang luka
Menghunus rasa yang tersisa
Baiklah jika kau memaksa
Jika kau ingin kita bersama
Silahkan wahai sang pencipta
Cabutlah nyawa ku agar bisa berjumpa dengannya
A.A.D
*Sajak*
Aku menjadi sajak, sejak kau beranjak.
Entah, mengapa tiba-tiba aku ingin bersajak.
Aku ingin berpijak di atas sajak-sajak ku.
Menghilang kan temaram karena kepergian mu.
Akhirnya, kau kini menjadi kumpulan dan inspirasi tiap bait sajak ku.
#JejakSajak
KI
Malam semakin sendu
Hanya tersisa ruang dalam rindu
Menghitung detik setiap titik
Berselimut sepi berteman rintik
Rasa semakin candu
Berkecamuk satu padu
Mengoyak akal hampa logika
Pekakkan rasa butakan mata
Ah sudahlah!
Apakah rindu menjadi salah
Kurasa kita tak lagi sama
Tak lain hanya sebuah raga
Tanpa arah , tanpa rasa
Pekak rasa buta mata
Cia
*Aku*
Aku adalah langit, tanpa mu aku takkan runtuh.
Aku adalah bintang, tanpa mu aku tak kan jatuh.
Aku adalah bulan, tanpa mu aku kan tetap bersinar.
.
.
Namun,,
Aku hanyalah hujan, tanpa mu aku tak ada tempat pendaratan.
.
.
Kamu Adalah tanya, tanpa tanda.
Pergi tanpa aba-aba, balik kanan bubar jalan tanpa perintah.
.
K.I
*Andromeda*
Kulihat cahaya saat bumi tertidur
Satu diantara milyaran berkedip
Mengitari angkasa malam
Tetap indah meski redup remang
Indah rembulan malam
Melintasi senyapnya khatulistiwa
Terpana pada satu titik terang
Hilang lenyap bersama dengan harapan
Melayang didalam Andromeda
Akulah pusat semesta
Hilang sunyi senang bersama
Hirup pikuk kebohongan dunia
Meluncur secepat cahaya
Melintasi setiap antariksa
Memecah keheningan angkasa
Berlagak bagai pengendali semesta
Hati tetaplah ruang hampa
Tanpa sentuhan sang pencipta
Jiwa hilang direnggut penguasa
Kita manusia pandai berangan saja
Tanpa wujud realitas nyata
A.A.D
*Kopi ku*
Kopi pagi
Menggugah semangat hati
Menggali berbagai potensi
Menyiapkan hari untuk diwarnai
Kopi siang
Memanggil jiwa yang usang
Menarik raga untuk berjuang
Membangkitkan pandangan yang gersang
Kopi malam
Penutup dikala temaram
Bonus terbaik melewati masalah beragam
Pengantar jiwa dan raga bersemayam
Kopi adalah jati diri
Tak bisa lepas tak bisa lari
Tertambat didalam ambisi
Dalam setiap nadi dan sendi
Kopi adalah kesetaraan
Tak kenal pangkat tak kenal jabatan
Tak kenal kota tak kenal desa
Tak kenal muda tak kenal tua
Tak kenal cafe tak kenal kaki lima
Kopi adalah bangsa
Engkau Batak atau Jawa
Penikmat robusta atau arabica
Dari Bangka hingga Nusa Tenggara
Secangkir kopi menyatukan kita
A.A.D
*Perjumpaan*
Kurasa kita pernah berjumpa
Ntah dalam mimpi atau dunia nyata
Tapi aku lupa dimana
Aku ingat betul wajah mu yang jelita
Kita menghabiskan waktu untuk bercerita
Sekedar tertawa atau bicara dengan terbata-bata
Kita saling mengerti hanya dari pandangan mata
Aku ingat betul kita banyak membahas tentang cinta
Tapi...
Aku benar-benar lupa
Engkau siapa?
Engkau datang dari mana?
Engkau punya perlu apa?
Jiwa yang tenang kau buat bertanya-tanya
Kau paksa untuk mencari tahu ada apa dengan kita
ku rasa walau mengelilingi katulistiwa
Tak akan ku dapatkan jawaban-nya
Ayolah jangan buat ku meminta
Siapakah kita sebenarnya
Haruskah ku mencari diseluruh semesta
Menggali masa lalu hingga masa sanskerta
Nampaknya kau hanya kenangan masa lalu saja
Menghantui jiwa ku yang sudah renta
Mencabik hati yang luka
Menghunus rasa yang tersisa
Baiklah jika kau memaksa
Jika kau ingin kita bersama
Silahkan wahai sang pencipta
Cabutlah nyawa ku agar bisa berjumpa dengannya
A.A.D
*Sajak*
Aku menjadi sajak, sejak kau beranjak.
Entah, mengapa tiba-tiba aku ingin bersajak.
Aku ingin berpijak di atas sajak-sajak ku.
Menghilang kan temaram karena kepergian mu.
Akhirnya, kau kini menjadi kumpulan dan inspirasi tiap bait sajak ku.
#JejakSajak
KI
Komentar
Posting Komentar